Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk. QS An Nahl:125
“Kami tidak kurang kurang
melakukan pembinaan tapi tetap saja tidak banyak perubahan kearah perbaikan..” .
Kata salah seorang “Manajer” dari sebuah
lembaga pemerintah dengan wajah memerah.
“Organization no longer have the luxury of conducting business as
usual.They must learn in order to adapt and
change .... The global learning organization is more adaptable and
flexible compared to traditional organization, because it enables companies to
anticipate and respond to change quickly. People find security not stability but
in dynamic equilibrium. Symplistics answers are always important than
penetrating questions”.Kofman and Senge,
Learning Organizations Developing Culture
for Tommorrow’s Workplace.
Pembinaan oleh atasan langsung
maupun penangung jawab unit kerja adalah memastikan agar bawahan senantiasa
melaksanakan tugas tugasnya sesuai dengan tujuan organisasi atau mengawal
bawahannya agar mengerjakan tugas tugasnya sesuai aturan main yang berlaku.Namun
seringkali pencapaian target kinerja tidak tercapai sebagaimana mestinya baik dari
sisi jumlah,mutu dan waktu.Dikarenakan model penilaian hanya berorientasi pada apa
yang sudah dilakukan dan pencapaian daya serap anggaran yang telah dilaksankan
,belum berorintasi pada cost
effectiveness yang mengarah pada
value dan benefit dari sebuah
pelaksanaan kegiatan.
Agar supaya pembinaan berdampak
pada perbaikan dan kemajuan diperlukan beberapa pengenalan penyebabnya dan langkah solusi nya berikut ini:
Pertama, Kelemahan sebuah aktivitas kegiatan pelaksanaan tugas sehari
hari yang disebut sebagai tugas pokok sebagai beban kerja seringkali tidak
benar benar fokus pada tujuan ,tidak memiliki perencanaan dan program dan
perangkat kebijakan yang mengawal agar tujuan (tupoksi) itu tercapai sesuai
misi dan visi organisasi.
Oleh karena itu pihak manajeman menyusun
sebuah strategi implementasi yang sistematis untuk memberikan arah kepada setiap pegawai dan sumber daya lainya
mencapai tujuan organisasi. Peran perencanaan,koordinasi dan organisasi
kepemimpinan serta pengelolaan merupakan kemudi untuk tercapainya tujuan
organisasi.
Kedua, Tidak adanya uji petik
atau saringan atas suatau kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai data
pencapaian tahun lalu (data primer) atau data pembanding dari unit kerja
lain(data sekunder),seringkali membuat sebuah perencanaan kegiatan tidak dapat
mengalami proses perbaikan dari tahun ketahun atau stagnan.
Oleh karena itu dalam perencanaan sudah semestinya
mengakomodasi berbagai sumber daya yang dimiliki ,untuk memastikan bahwa hail
akhir sudah diprediksi dengan berbagai tindakan korektif saat proses sebuah
kegiatan dilaksanakan. Permasalahan dalam sebuah kegiatan tidak dibiarkan
berlarut larut dan langsung mendapatkan koreksi.
Ketiga, Penentuan ukuran kebarhasilan dari sebuah kegiatan bisanya ditetapkanhanya pada keberhasilan
pelaksanaan berjalan lancar. Sehingga tidak jarang para pegwai hanya
menjalankan tugas agar pekerjaannya berjalan lancar terlepas makaina mutu output maupun outcome nya .
Solusi agar sebuah kegiatan
efektif dan efesien, adalah memberikan standar unkuran berdasarkan capaian
kuantitatif yakni ukuran berdasarkan angka angka yang dilaksankan,jumlah target
sasaran,jumlah “produk” yang didistribusikan dan jumlah pekerjaan yang
diselasaikan. Ukuran kedua adalah
menentukan ukuran mutu kinerja,ukuran ini memang agak sulit ditetapkan namun
dengan menggunakan standar mutu tertentu ,misalnya ISO atau penetetapan mutu
oleh instansi maka mutu kinerja bisa terukur mutu pencapaiannya. Ukuran ketiga
adalah satuan waktu ,dimana setiap pekerjaan harus dapat diselasaikan dengan
target waktu yang telah ditentukan.
Peran atasan dalam hal ini adalah bertindak
sebai mentor yang senantiasa melakukan pengecekan apakah pekerjaan dilaksanakan
sebagaimana mesetinya dan melakukan koreksi serta pembinaan jika mengalami
penyimpangan
Meskipun hambatan terbesar dari
pembinaan terhadap SDM adalah latar belakang budaya dan sosial dari organisasi
namun tantangan bagi seorang atasan adalah me -manage seluruh elemen
organisasinya sesuai value system
yang telah ditetapkan . Bersambung
0 komentar:
Posting Komentar