Kondisi lingkungan hidup saat ini
sangat kritis ditambah lagi “bonus” demografi pada anak usia sekolah makin
tinggi, hal inilah merupakan tantangan bagi kepala daerah mulai berlomba lomba
merencanakan gerakan pemberdayaan masyarakat.
Sebagaimana dikatakan Simpson
dalam “Total Quality Culture “: Pemimpin organisasi diharapkan dapat membuat
program yang memungkinkan warga organisasi bisa menerapkan metode kerja baru
menggunakan teknologi baru . Efesiensi Program
kerja tersebut dapat terjadi apabila
didukung dengan kesiapan institusi dan warga organisasi untuk menerapkan budaya kerja
baru tersebut.
Berangkat dari beragam kondisi yang dihadapi oleh masyarakat
Indonesia, Pemerintah Bojonegoro ,membangun sinergi,integrasi,koordinasi
dan sikronisasi antara dinas pendidikan dengan SKPD instansi terkait bersama melakukan
pembangunan SDM sebagai manusia seutuhnya secara berkelanjutan. Melalui pengembangan pendidikan di wilayah
sekolah yang melakukan integrasi dan sinergitas dengan lembaga lembga terkait untuk
mengimplemantasikan visi Bojonegoro “ Terwujudnya Pondasi Bojonegoro sebagai
Lumbung Pangan dan Energi Negeri yang Produktif ,Berdaya Saing ,Adil, Bahagia
,Sejahtera dan Berkelanjutan”, melalui gerakan “Smart School”.