Minggu, 11 September 2011

Membangun Citra Pelayanan Prima, Pembelajaran Aparatur Pegawai Pemerintahan.(Sumpah Jabatan Yang Disaksikan Allah )

Terkait sumpah jabatan dan kewajiban aparatur  pegawai pemerintahan dalam melayani  masyarakat dan abdi Negara ,Firman Allah :

“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kalian berjanji dan janganlah kalian membatalkan sumpah sumpah  kalian itu ,sesudah meneguhkannya . Sedang kalian telah menjadikan Allah sebagai saksi kalian. QS An Nahl :91





“Saya begitu puas dengan bank tersebut,kartu debet saya hilang ,hanya lewat telepon saat itu juga dilakukan pemblokiran,padahal ini pukul  21.00”. Kata seorang Nasabah yang masih sedikit panik bercerita.

Tidak berbelitnya birokrasi dikalangan perbankan atau dunia industri “pelayanan publik” lainnya adalah alasan penting bagi mereka untuk menjadi pemenang pada kategori industrinya.Dengan pelayanan yang mudah ,cepat dan menyenangkan nasabah dapat terlayani dalam hitungan menit.

Saya membayangkan bagaimana  jika  semangat melayani ini dimiliki PNS atau aparatur pemerintahan yang langsung melayani masyarakat.Mengingat ICT adalah media yang dapat digunakan untuk kecepatan dalam memberikan informasi.Karena itu aparatur  pegawai pemerintah yang berada digaris depan semestinya mereka yang tidak gaptek,agar supaya ICT yang semestinya membuatnya menjadi lebih cepet dan mudah justru mempersulit.Internet dengan "social media" semestinya dapat dimanfaatkan sebagai infasturktur  palayanan prima.

Aparatur yang dapat memberikan pelayanan prima mereka yang berhati tulus lantaran memahami makna kerja sebgai ibadah yaitu mereka yang mengerti akan tugas mereka sebagai abdi masyarakat.Mereka memiliki loyalitas terhadap tugas yang tinggi  tanpa mengabaikan loyalitas terhadap atasan sebagaimana cirri kebanyakan aparatur pemerintahan.

 Pejabat  instansi terkait yang memiliki semangat pengabdian ,memiliki standar pelayanan baku dan dapat dikomunikasikan secara jelas kepada mereka. Selanjutnya para staf  yang bersangkutan  berhasil men delivery suatu pelayanan prima.

 Mengingat pelayanan terhadap masyarakat adalah produk heterogen artinya aparatur dituntut memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan yang lebih cepat,lebih percaya diri ,tuntas ramah dan memiliki emphati.Mengingat kebutuhan  masyarakat  atas layanan memiliki harapan berbeda ,situasi berbeda yang menyebabkan pelayanan semestinya tidak formal dan kaku.

 Para aparatur ini semestinya memiliki kewenangan penuh sesuai peran dan status bidang kerja fungsional sehingga mereka dapat mengambil keputusan dengan cepat ,memberikan kepastian kepada masyarakat atas pelayanan yang diberikan dengan demikian citra pelayanan prima dapat terbangun dalam instansi terkait. Bukan karyawan yang menunggu petunjuk atasan.


Proses pembelajaran secara  terus menerus dan berkesinambungan  dari setiap individu aparatur pemerintahan merupakan hasil kerja “team work” ,bekerja bersama dan sama –sama dalam bekerja.Tidak ada proses pelayanan  yang dapat diselesaikan sendiri. Instansi terkait lebih membutuhkan kerja sama team (antar pribadi dan antar bidang ) dimana perilaku dari seluruh aparatur pegawai pemerintahan memiliki visi dan misi yang sama yaitu menciptakan pelayanan prima dan memberikan kepuasan kepada masyarakat.

Kekompakan team work aparatur pemerintahan yang melaksanakan pelayanan prima tercermin dari dari adanya sharing knowledge  mengenai harapan pelanggan,mereka terlibat dalam proses pelayanan informasi dan keluhan masyarakat.  



Sabtu, 10 September 2011

Reaktualisasi Etos Kerja sebagai Ibadah Pegawai BNP. .

“ Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah ,mengerjakan amal yang saleh dan berkata ; sesungguhnya aku ini termasuk orang orang yang berserah diri “. QS Fushilat :33

Kami ingin karyawan/staf dan pegawai disini memiliki etos kerja yang lebih baik dari instansi  lain" disampaikan ,Bpk Kepala Dinas  Badan Narkotika   Tingkat Propinsi  ,saat saya akan menyampaikan  materi  “Pegawai Yang Bahagia”.






Setiap pegawai semangat awalnya sebelum menjadi pegawai adalah menjadi abdi masyarakat ,menjalankan tugas sebaik baiknya.mengingat bahwa setiap individu memiliki potensi unggulnya masing masing,mereka kreatif ,berbakat ,punya banyak ide dan ingin menjadi yang terbaik .

Maka menumbuhkan dan melestarikan  etos kerja pegawai tidak luput dari pengembangan kebiasaan  reaktualisasi perilaku kreatif produktif yang menjadi corporate culture instansi bersangkutan.



Melalui kepemimpinan efektif  , tujuan akhir dari meningkatnya etos kerja adalah menciptakan nilai ,bagi organisasi ,termasuk pengakuan ,efektivitas ,efesiensi dan inovasi.

Kepemimpin efektif menurut HR Muslim  sebagai berikut :” sebaik baik para pemimpin kalian adalah  yang kalian mencintai mereka dan mereka mencintai kalian ,yang kalian mendoakan mereka dan mereka mendoakan kalian……”.




Dalam diri setiap pegawai terdapat potensi potensi berikut ini:

Kebutuhan Diakui

Setiap orang pada dasarnya butuh pengakuan atas eksistensi diri demikian juga pegawai mereka memiliki kehendak dan kompetensi sekaligus bangga dengan instansinya. Ditunjukan dengan  perilaku bekerja sehari hari berseragam  rapi  menggunakan  ID card dan dengan bangga menyebut nama Instansi ,ini menunjukkan setiap pegawai memiliki kebutuhan untuk diakui.Lingkungan yang dapat mengakomodasi kebutuhan karyawan ini dapat mendorong pegawai untuk peka terhadap pemenuhan ketuntasan dalam bekerja dan menyenangkan orang lain. Sehingga memiliki rasa kooperatif dengan sesama rekan kerja.


Menghormati Atasan


Struktural kepegawaian bukan hanya merupakan susunan anggota organisasi melainkan didalamnya merupakan tatanan strategis kepemimpinan berdasarkan knowledge  pengalaman,senioritas  masing masing.Secara otomatis bawahan terbentuk rasa hormatnya terhadap atasan.

Pembiasaan atau budaya kerja yang menumbuhkan seseorang memiliki otoritas pribadi menuntaskan pekerjaannya akan membentuk pribadi yang memiliki rasa percaya diri menghadapi berbagai “tekanan’ sampai akhirnya mendorong karyawan memiliki keberanian bekerja sama dengan atasan guna kesuskesan tugas bersama.   

Kinerja Mengagumkan


Setiap pegawai memiliki kinerja mengagumkan , terbukti beban tugas yang diberikan kepadanya dapat dilaksanakan dengan tuntas. Potensi ini harus di “maintenance” guna setiap pegawai dapat mengarahkan dirinya,menemukan cara menyederhanakan pelayanannya,mengenali permasalahan sekaligus memberikan solusi. Ini merupakan bentuk mencerdaskan karyawan guna meningkatkan  kepantasan  menuju jenjang jabatan atau pangkat berikutnya.


“Pegawai yang bahagia adalah yang dapat mensyukuri amanah sebagai pegawai  yang diberikan kepadanya  dengan bekerja  secara optimal”

Senin, 05 September 2011

Kompetensi Kepribadian: Daya Pikat Seorang Guru,

 “Dan sesungguhnya mereka itu pada sisi Kami benar benar termasuk orang pilihan yang paling baik “.QS .Shad :47.



“Students need to be taught that they can take action-legitimate action –to alter the way a teacher treats them” . journal of applied behavior analysis .

Alvan ,siswi kelas VII.”Sekalipun penampilannya “serem” dan tegas ,namun pak Adi sangat  saya sukai gaya mengajarnya.Karena bisa membuat saya lebih mudah mengerti pelajaran  fisika yang diberikan”.

“ Beliau jika ngajar  Sejarah suka menggunakan ekspresi wajah untuk menggambarkan tokoh sejarah yang diceritakan dan anekdot lucu yang membuat kami suka pada pelajaran sejarah “. Desi kelas IX.


Lain lagi sama Bu Syifa,beliau  bisa  tahu perasaan dan pikiran masing masing siswa,lewat mengenali dan ekspresi kami. Padahal beliau  bukan guru BP tapi guru Bahasa Inggris”. Kata Selvi  kelas X.


Masih banyak kalimat kalimat siswa yang kesengsem (tertarik ) dengan penampilan gurunya sehingga membangkitkan gairah belajarnya.Daya pikat guru biasanya dinilai dari kepribadian guru yang positif ,mempesona ,disukai dan mendapatkan respek dari siswanya.Daya pikat pribadi bukan  hanya “Given” namun sebuah ketrampilan yang bisa dipelajari ,sekolah kepribadian contohnya.


Seorang guru memang tidak harus kursus di sekolah kepribadian namun kompetensi  kepribadian yang berdasar dari  dedikasi ,pengetahuan dan hasrat melayani. Harus  terus dikembangkan melalui proses belajar berkesinambungan sesuai dengan cara yang pas dirasakan masing masing guru bersangkutan. Menjadi diri sendiri yang disukai siswa.

Inilah beberapa cara pengembangan daya pikat pribadi guru:

Pertama : Kesan

Sebuah kondisi mendapatkan kesan yang dapat dilihat secara kasat mata dari sebuah penampilan yang dapat menarik hati atau membuat siswa kagum.Ketrampilan ber komunikasi yang mempesona siswa,kecakapan presentasi menggunakan ICT,alat peraga yang membangkitkan rasa ingin tahu siswa dan kepiawaian menjelaskan pertanyaan siswa dengan gamblang . Hal ini merupakan daya pikat yang dapat menawan hati siswa. Termasuk diantaranya ekspresi wajah pilihan kata dan tatanan suara serta sikap yang dapat mempengaruhi emosi siswa.


Kedua ;Ketulusan

Perilaku yang  dibuat buat hanya akan menimbulkan "kelelahan ruhani "bagi pelakunya maupun yang melihatnya.Seorang guru harus  tulus dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada siswa . Pribadi yang memikat tahu cara mengelola ekspresi emosi dalam sikap dan ucapan.Agar bisa spontan  dan tidak kaku ,semestinya anda memulai untuk menata hati berbuat ketulusan.

Hindari kemarhan yang tidak perlu apalagi letupan emosi lantaran tekanan persoalan diluar profesi.Pribadi yang memikat tidak mencampur adukan emosi pribadi dan tugas,mereka adalah orang yang tangguh  ,memiliki Inteligensia Emosi walau dalam situasi yang sulit.Jika seorang guru dapat mengelolah  emosinya (EQ) akan menghasilkan kepuasaan siswa,Student Satisfactions . Sekaligus meningkatkan semangat belajar siswa.

    Ketiga : Leadership


Guru pada hakekatnya adalah pemimpin yang membawa perubahan sikap ,pengetahuan dan ketrampilan seorang siswa . Mualai Uncredible source  - credible –inspiration source ,artinya memepnagruhi siswa dari tidak kompeten sampai menjadi siswa yang bisa menginspirasi lingkungan sekitarnya.

Seorang guru yang memiliki leadership skill akan dapat menginspirasi siswa menjadi seorang anak yang memiliki jiwa kepemimpinan.Guru tersebut mampu memberi motivasi,wawasan ilham dan mempengaruhi siswa secara efektif.Misalnya saat menghadapi siswa yang suka membolos ,guru tersebut mampu melakukan personal approach guna berkomunikasi  sekaligus memprovokasi sehingga siswa tersebut menjadi berbalik berprestasi mengagumkan ..

Bagaimana pun guru harus memiliki kompetensi kepribadian,agar siswa dapat meniru menteladani perilaku gurunya ,bukankah guru patut digugu dan ditiru..!.


Sabtu, 03 September 2011

Mindset Radikal Guru Profesional,Saat Ini Dibutuhkan ..! (Persepektif Iman Dalam Profesi)

“Barang siapa mengerjakan amal –amal shaleh dan ia dalam keadaan beriman,maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak (pula akan pengurangan haknya .” QS Thaha ;112.



Menjadi Moderator Seminar Bersama Bpk Dr Purwanto ,Kabid Pencitraan Publik Kemendiknas RI.


Tingkat  kesejahteraan guru yang sudah mendapat  sertifikasi tunjangan profesi onal semestinya sudah harus mengadakan perubahan secara  radikal pada paradigma berpikirnya.  Yaitu bagaimana cara mereka memandang dunia pendidikan yang menuntut menghasilkan  out come yang kompeten dan kompeisi SDM yang makin ketat di masa depan.

 Dengan demikian guru memiliki kesadaran akan peran status yang disandangnya terutama yang sudah sertifikasi bahwa mereka menyandang amanat yang besar dari Negara dan Masyarakat.

Gaya mengajar yang sekedar menjalankan kurikulum.mengajar tanpa memperhatikan ragam siswa,hanya memberi tugas siswa tanpa mengkoreksi dan mengevaluasi semestinya cara seperti ini tidak ada  dalam kamus kinerja seorang guru professional. 

Selanjutnya mindset guru professional tadi harus diwujudkan dalam rencana tindakan sebagai berikut.

Pertama Guru professional menekankan pada keterikatan psikologis dengan siswanya.


“Sesungguhnya Allah memerintahkan berlaku adil dan berbuat ihsan,pemberian kepada kaum kerabat dan Dia melarang perbuatan keji ,kemungkaran dan penganiayaan. Dia member pengajaran kepada kamu agar kamu dapat selalu ingat QS Nahl :90

Sehingga menjadi guru yang dirindukan siswa merupakan hal mutlak yang harus dikuasai sebelum memberi ragam soal .Dengan menjadi guru yang dinantikan kehadirannya ,siswa akan memiliki harapan belajar lebih banyak dari gurunya.Jika menjadi pribadi yang diterima oleh siswa guru lebih muda berkomunikasi dengan siswanya.

Komunikasi dengan siswa merupakan bagian yang sangat vital dalam kegiatan belajar mengajar (KBM).Karena kita lihat siswa masa kini merupakan anak anak yang reseptif.Artinya mereka reseptif (mudah menerima )apa yang mereka lihat ,mereka dengar dan mereka perhatikan dari televisi  maupun internet.Itulah sebabnya keterikatan emosi dengan siswa akan membuat komunikasi menjadi lebih efektif dalam KBM  maupun proses pembentukan karakternya.

Maka dari itu guru professional semestinya harus berpikir bagaimana menciptkan KBM yang efektif . jangan sampai merekatidak memahami pola perkembangan berpikir siswa saat ini.jangan sampai mereka tidak menggunakan alat peraga atau media belajar lainnya sehingga siswa menjadi bosan belajar dalam kelas.Guru harus benar benar memusatkan perhatian dalam hal komunikasi pembelajaran.Karena itu elemen komptensi kepribadian bagi guru amat penting terutama dalam memebngun ‘keterdekaatan “ komunikasi dengan siswanya.



Kedua ,Siswa melihat Guru Professional sebagai sosok yang Ahli

“Sesungguhnya orang orang mukmin adalah yang mereka percaya kepada Allah dan rosulNya kemudian mereka tidak ragu ragu dan mereka berjuang dengan harta dan diri mereka dari jalan Allah ,mereka itulah yang benar benar orang beriman, al Hujurat:15

Siswa mengasosiakan guru professional adalahyang mampu memberikan solusi atas kebutuhan belajarnya. Bukan sosok yang memberikan ancaman verbal ,psikis maupun fisik melainkan yang dapat mendatangkan kebahagiaan saat belajar.Mereka dapat membantu siswa dimana pun dan kapanpun dibutuhkan ,mereka tidak terpaku pada jam kerja resmi.Hasrat terbesar mereka adalah memberikan yang terbaik dari yang dia bisa untuk kepentingan terbaik siswanya.

Rasa optimis para guru professional terwujud dari sosok energik,tidak gampang mengeluh dan betul betul mencintai profesinya Sehingga dalam pertemuan kelas siswa memperoleh kepuasan belajar bersama gurunya.Terutama menghadapi siswa di era digital native ,mereka terbiasa memeutuskan pilihan terhadap apapun yang mereka inginkan. Termasuk memutuskan  untuk tidak tertarik belajar kepada gurunya yang dianggap tidak ahli di bidangnya.Karena itu kompetensi akademik dan pedagogis mutlak dimiliki guru professional.


Ketiga ,Berani Introspeksi Diri

“ dan sempurnakanlah takaran apabilaa kamu menakar dan timbanglah dengan timbangan yang benar. Itulah yang lebih utma bagimu dan lebih bagus akibatnya. QS Al Isra’ :35



Seorang guru professional memiliki mental juara yang selalu akan siap introspkesi diri maupun di evaluasi didalam setiap perubahan target yang ingin dicapai.Maka tujuan dari menjalankan tugasnya adalah menghayati dan mengamalkan filosofi pendidikan,memberdayakan siswa sampai pada kompetensi optimalnya.

Dalam situasi kompetitif yang dihadapi siswa,seorang guru memiliki kemampuan berinisiatif untuk menemukan ide ide besar serta inovasi pembelajaran Para guru ini tidak hanya bergantung pada pola aturan yang hanya patuh pada atasan. Melainkan memiliki prinsip bahwa kesuksesan anak didik sangat bergantung pada  semangat belajarnya.Sebagai guru berkewajiban mewujudkan itu.

Para guru ini memiliki integritas dan dedikasi yang unggul sehingga mereka menjalankan tugas dengan etos kerja yang optimal.Etos kerja ini diwujudkan dengan kemampuan menyusun RPP ,sehingga setiap pertemuan kelas selalu diawali dengan rencana yang matang ,persiapan yang matang dan data serta informasi yang lengkap.


Karena berbagai factor menjadikan anak sebagai objek gengsi dan satus social mereka.Prestasi  akademik anak sering menjadi taruhan orang tua masa kini.Para orang tua melihat pentingnya berinvestasi untuk masa depan anak.Orang tua mau mengeluarkan uang banyak untuk pendidikan  mereka yakin suatu hari nanti akan ada pengembalian.Perkembangan ICT ,globalisasi ,kebijakan pemerintah,peningkatan mutu SDM memaksa guru harus professional dengan bermacam standar yang harus dipenuhi .