Sabtu, 10 September 2011

Reaktualisasi Etos Kerja sebagai Ibadah Pegawai BNP. .

“ Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah ,mengerjakan amal yang saleh dan berkata ; sesungguhnya aku ini termasuk orang orang yang berserah diri “. QS Fushilat :33

Kami ingin karyawan/staf dan pegawai disini memiliki etos kerja yang lebih baik dari instansi  lain" disampaikan ,Bpk Kepala Dinas  Badan Narkotika   Tingkat Propinsi  ,saat saya akan menyampaikan  materi  “Pegawai Yang Bahagia”.






Setiap pegawai semangat awalnya sebelum menjadi pegawai adalah menjadi abdi masyarakat ,menjalankan tugas sebaik baiknya.mengingat bahwa setiap individu memiliki potensi unggulnya masing masing,mereka kreatif ,berbakat ,punya banyak ide dan ingin menjadi yang terbaik .

Maka menumbuhkan dan melestarikan  etos kerja pegawai tidak luput dari pengembangan kebiasaan  reaktualisasi perilaku kreatif produktif yang menjadi corporate culture instansi bersangkutan.



Melalui kepemimpinan efektif  , tujuan akhir dari meningkatnya etos kerja adalah menciptakan nilai ,bagi organisasi ,termasuk pengakuan ,efektivitas ,efesiensi dan inovasi.

Kepemimpin efektif menurut HR Muslim  sebagai berikut :” sebaik baik para pemimpin kalian adalah  yang kalian mencintai mereka dan mereka mencintai kalian ,yang kalian mendoakan mereka dan mereka mendoakan kalian……”.




Dalam diri setiap pegawai terdapat potensi potensi berikut ini:

Kebutuhan Diakui

Setiap orang pada dasarnya butuh pengakuan atas eksistensi diri demikian juga pegawai mereka memiliki kehendak dan kompetensi sekaligus bangga dengan instansinya. Ditunjukan dengan  perilaku bekerja sehari hari berseragam  rapi  menggunakan  ID card dan dengan bangga menyebut nama Instansi ,ini menunjukkan setiap pegawai memiliki kebutuhan untuk diakui.Lingkungan yang dapat mengakomodasi kebutuhan karyawan ini dapat mendorong pegawai untuk peka terhadap pemenuhan ketuntasan dalam bekerja dan menyenangkan orang lain. Sehingga memiliki rasa kooperatif dengan sesama rekan kerja.


Menghormati Atasan


Struktural kepegawaian bukan hanya merupakan susunan anggota organisasi melainkan didalamnya merupakan tatanan strategis kepemimpinan berdasarkan knowledge  pengalaman,senioritas  masing masing.Secara otomatis bawahan terbentuk rasa hormatnya terhadap atasan.

Pembiasaan atau budaya kerja yang menumbuhkan seseorang memiliki otoritas pribadi menuntaskan pekerjaannya akan membentuk pribadi yang memiliki rasa percaya diri menghadapi berbagai “tekanan’ sampai akhirnya mendorong karyawan memiliki keberanian bekerja sama dengan atasan guna kesuskesan tugas bersama.   

Kinerja Mengagumkan


Setiap pegawai memiliki kinerja mengagumkan , terbukti beban tugas yang diberikan kepadanya dapat dilaksanakan dengan tuntas. Potensi ini harus di “maintenance” guna setiap pegawai dapat mengarahkan dirinya,menemukan cara menyederhanakan pelayanannya,mengenali permasalahan sekaligus memberikan solusi. Ini merupakan bentuk mencerdaskan karyawan guna meningkatkan  kepantasan  menuju jenjang jabatan atau pangkat berikutnya.


“Pegawai yang bahagia adalah yang dapat mensyukuri amanah sebagai pegawai  yang diberikan kepadanya  dengan bekerja  secara optimal”

0 komentar:

Posting Komentar