Sabtu, 03 September 2011

Mindset Radikal Guru Profesional,Saat Ini Dibutuhkan ..! (Persepektif Iman Dalam Profesi)

“Barang siapa mengerjakan amal –amal shaleh dan ia dalam keadaan beriman,maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak (pula akan pengurangan haknya .” QS Thaha ;112.



Menjadi Moderator Seminar Bersama Bpk Dr Purwanto ,Kabid Pencitraan Publik Kemendiknas RI.


Tingkat  kesejahteraan guru yang sudah mendapat  sertifikasi tunjangan profesi onal semestinya sudah harus mengadakan perubahan secara  radikal pada paradigma berpikirnya.  Yaitu bagaimana cara mereka memandang dunia pendidikan yang menuntut menghasilkan  out come yang kompeten dan kompeisi SDM yang makin ketat di masa depan.

 Dengan demikian guru memiliki kesadaran akan peran status yang disandangnya terutama yang sudah sertifikasi bahwa mereka menyandang amanat yang besar dari Negara dan Masyarakat.

Gaya mengajar yang sekedar menjalankan kurikulum.mengajar tanpa memperhatikan ragam siswa,hanya memberi tugas siswa tanpa mengkoreksi dan mengevaluasi semestinya cara seperti ini tidak ada  dalam kamus kinerja seorang guru professional. 

Selanjutnya mindset guru professional tadi harus diwujudkan dalam rencana tindakan sebagai berikut.

Pertama Guru professional menekankan pada keterikatan psikologis dengan siswanya.


“Sesungguhnya Allah memerintahkan berlaku adil dan berbuat ihsan,pemberian kepada kaum kerabat dan Dia melarang perbuatan keji ,kemungkaran dan penganiayaan. Dia member pengajaran kepada kamu agar kamu dapat selalu ingat QS Nahl :90

Sehingga menjadi guru yang dirindukan siswa merupakan hal mutlak yang harus dikuasai sebelum memberi ragam soal .Dengan menjadi guru yang dinantikan kehadirannya ,siswa akan memiliki harapan belajar lebih banyak dari gurunya.Jika menjadi pribadi yang diterima oleh siswa guru lebih muda berkomunikasi dengan siswanya.

Komunikasi dengan siswa merupakan bagian yang sangat vital dalam kegiatan belajar mengajar (KBM).Karena kita lihat siswa masa kini merupakan anak anak yang reseptif.Artinya mereka reseptif (mudah menerima )apa yang mereka lihat ,mereka dengar dan mereka perhatikan dari televisi  maupun internet.Itulah sebabnya keterikatan emosi dengan siswa akan membuat komunikasi menjadi lebih efektif dalam KBM  maupun proses pembentukan karakternya.

Maka dari itu guru professional semestinya harus berpikir bagaimana menciptkan KBM yang efektif . jangan sampai merekatidak memahami pola perkembangan berpikir siswa saat ini.jangan sampai mereka tidak menggunakan alat peraga atau media belajar lainnya sehingga siswa menjadi bosan belajar dalam kelas.Guru harus benar benar memusatkan perhatian dalam hal komunikasi pembelajaran.Karena itu elemen komptensi kepribadian bagi guru amat penting terutama dalam memebngun ‘keterdekaatan “ komunikasi dengan siswanya.



Kedua ,Siswa melihat Guru Professional sebagai sosok yang Ahli

“Sesungguhnya orang orang mukmin adalah yang mereka percaya kepada Allah dan rosulNya kemudian mereka tidak ragu ragu dan mereka berjuang dengan harta dan diri mereka dari jalan Allah ,mereka itulah yang benar benar orang beriman, al Hujurat:15

Siswa mengasosiakan guru professional adalahyang mampu memberikan solusi atas kebutuhan belajarnya. Bukan sosok yang memberikan ancaman verbal ,psikis maupun fisik melainkan yang dapat mendatangkan kebahagiaan saat belajar.Mereka dapat membantu siswa dimana pun dan kapanpun dibutuhkan ,mereka tidak terpaku pada jam kerja resmi.Hasrat terbesar mereka adalah memberikan yang terbaik dari yang dia bisa untuk kepentingan terbaik siswanya.

Rasa optimis para guru professional terwujud dari sosok energik,tidak gampang mengeluh dan betul betul mencintai profesinya Sehingga dalam pertemuan kelas siswa memperoleh kepuasan belajar bersama gurunya.Terutama menghadapi siswa di era digital native ,mereka terbiasa memeutuskan pilihan terhadap apapun yang mereka inginkan. Termasuk memutuskan  untuk tidak tertarik belajar kepada gurunya yang dianggap tidak ahli di bidangnya.Karena itu kompetensi akademik dan pedagogis mutlak dimiliki guru professional.


Ketiga ,Berani Introspeksi Diri

“ dan sempurnakanlah takaran apabilaa kamu menakar dan timbanglah dengan timbangan yang benar. Itulah yang lebih utma bagimu dan lebih bagus akibatnya. QS Al Isra’ :35



Seorang guru professional memiliki mental juara yang selalu akan siap introspkesi diri maupun di evaluasi didalam setiap perubahan target yang ingin dicapai.Maka tujuan dari menjalankan tugasnya adalah menghayati dan mengamalkan filosofi pendidikan,memberdayakan siswa sampai pada kompetensi optimalnya.

Dalam situasi kompetitif yang dihadapi siswa,seorang guru memiliki kemampuan berinisiatif untuk menemukan ide ide besar serta inovasi pembelajaran Para guru ini tidak hanya bergantung pada pola aturan yang hanya patuh pada atasan. Melainkan memiliki prinsip bahwa kesuksesan anak didik sangat bergantung pada  semangat belajarnya.Sebagai guru berkewajiban mewujudkan itu.

Para guru ini memiliki integritas dan dedikasi yang unggul sehingga mereka menjalankan tugas dengan etos kerja yang optimal.Etos kerja ini diwujudkan dengan kemampuan menyusun RPP ,sehingga setiap pertemuan kelas selalu diawali dengan rencana yang matang ,persiapan yang matang dan data serta informasi yang lengkap.


Karena berbagai factor menjadikan anak sebagai objek gengsi dan satus social mereka.Prestasi  akademik anak sering menjadi taruhan orang tua masa kini.Para orang tua melihat pentingnya berinvestasi untuk masa depan anak.Orang tua mau mengeluarkan uang banyak untuk pendidikan  mereka yakin suatu hari nanti akan ada pengembalian.Perkembangan ICT ,globalisasi ,kebijakan pemerintah,peningkatan mutu SDM memaksa guru harus professional dengan bermacam standar yang harus dipenuhi .

     

0 komentar:

Posting Komentar