Sabtu, 29 Mei 2010

Seni Mengelola Karyawan Berbasis Kompetensi (KBK).



Seni mengelola Karyawan Berbasis Kompetensi (KBK).

“..bisa nggak ya ini diterapkan disekolah…?”


Beberapa tahun yang lalu saya diundang oleh Bpk Anthony pemilik perusahaan besar di bidang jasa konstruksi baja yang karyawannya hampir 2000 orang.Tersebar diseluruh Indonesia.Pertemuan itu metting triwulan untuk para distrik manajer bersama staff adminitrasi.

Dihadapan para undangan beliau menyampaikan sambutannya. Ada sebuah kalimat yang sampai saat ini selalu saya copy paste ketika saya memberikan pelatihan leadership dan management.Kalimat itu adalah;…..Para mitra bisnis saya ,seluruh manajer wilayah . Jadikan perusahaan ini untuk meningkatkan kualitas makna hidup kalian bersama keluarga.Jangan sakiti para pekerja ,merekalah ujung tombak perusahaan ini. Mereka punya keluarga,jika mereka tersakiti oleh tindakan kalian.Saya khawatir itu menghilangkan keberkahan upaya yang sudah kita lakukan. Ingat kita tidak pernah tahu dari mulut siapa do’a itu dikabulkan Tuhan. Bahkan doa orang yang terdzalimi doanya lebih cepat sampai dan lebih cepat terkabul….camkan itu semua…!”
Saya yakin jika kalian memperlakukan pekerja dengan baik mereka akan menjadi Insan Mulia dan perusahaan kita akan mendapatkan keuntungan besar dunia dan akhirat……” Dan tepuk tangan pun bergemuruh.


Kita bisa berkaca pada negeri tetangga Australia misalnya 75% dari GDP Australia berasal dari sector jasa.Wajar jika disana tuntutan akan pelayananan menjadi tinggi.Para karyawan / pekerja disana sudah semakin sadar arti kualitas pelayanan bagi seorang pelanggan.

Karena itu tidak salah Bpk Anthoni tadi berpesan kepada seluruh distrik menejer untuk memperhatikan para pekerjanya.Dikarenakan kunci sukses sebuah usaha tergantung dari para pekerjanya.Mereka bisa bekerja secara optimal jika hati mereka senang. Mereka juga dapat menangani complain atau melakukan service recovery dengan baik jika merasa dihargai perusahaan. Para pekerja sesungguhnya emotional labour…!

Jadi upaya terbesar dari setiap perusahaaan semestinya membangun kualitas sumber daya manusianya melalui pelatihan dan motivasi kepada para pekerja agar menjalankan tugas secra optimal.

Para pemimpin organisasi, dunia usaha dan instansi semestinya juga memberikan kepuasan secara psikologis kepada para pekerja “Sesungguhnya Allah menyukai sikap murah hati dalam menjual , membeli dan membayar’. Shahih Sunan at Tirmidzi.

Sering kita terpaku pada kebutuhan fisik ekonomi saja dari karyawan/pekerja.Padahal manusia juga memiliki kebutuhan social emosional,kesempatan belajar dan berkembang secara mental intelektual,serta rasa bangga atas makna pekerjaaan mereka ,spiritual meaning. Ini menurut pendapat saya termasuk kemurahan hati seperti terungkap dalam hadist tersebut.


Sedanagkan kaitan perusahaan denagan pembentukan Insan Mulia dapat terurai dari kata insan itu sendiri.Kata insan dalam Lisan al ‘Arab terambil dari akar kata Anasa-Anisa dan Nasia.

Anasa artinya ‘abshara(melihat dan daya nalar),’alima (berilmu ) dan istadzana (beradab).Jika dikaitkan dengan manjemen SDM maka seorang karyawan harus memiliki kompetensi yang meliputi :

Pertama: watak . seorang pemimpin semestinya dapat mengenali trait karyawannya dan mengakomodasinya sesuai sifat tugas yang diembannya.

Kedua : konsep diri…dengan konsep diri postitip semestinya karyawan dapat menemukan kepuasaan dalam pekerjaannya.

Ketiga :daya pikir… situasi pekerjaan harus terkondisikan para pekerja bukan robot yang tidak memiliki inisiatip.


Keempat: knowledge pelatihan secara berkesinambungan kepada karyawan semestinya dapat meningkatkan peforma mereka.

Kelima ;motive….pengenalan motivasi para pekerja memudahkan dalam pemberian system reward kepada mereka.

Makna Anisa atau kelemah lembutan harus diterjemahkan dalam bentuk system manjemen terpadu yang menjunjung tinggi asas transparency, fairness dan accountability.Sehingga setiap karyawan merasa diperlakukan secara adil.


Mengingat sifat manusia mudah lupa “Nasai” pemimpin perusahaan harus dapat mendesain job characteristic model yang mencakup ;sense autonomy,feedback ,task variety, task identity dan task significance.

Setalah saya selesai mengurai ini dlm “Studi Kasus :Pengelolaan SDM Berbasis Kompetensi “….Seorang peserta yang Kepala Sekolah nyeletuk “..bisa nggak ya ini diterapkan disekolah…?”

Saya pun tersenyum penuh arti..!