Jumat, 06 November 2015

PR Management : Bagian Humas Bukan “Cost Center”


Humas atau public relation (PR) sering dianggap sebagai departemen yang menghambur hamburkan uang intansi dikeranakan pembiayaan dari seluruh aktivitas pubilkasi dan kehumasan seperti: “entertaint” dengan wartawan,  biaya publikasi /penyiaran / pemberitaan , pembuatan spanduk baliho dan  pembuatan berbagai macam aktivitas komunikasi publik . Aktivitas tersebut digunakan untuk mendapatkan citra positif alias pencitraan publik.  Namun bagi seorang public relation manager atau kepala bagian humas yang melaksanakan tugas dengan learning by doing akan mendapatkan banyak kiat untuk membangun trust dan ekuitas citra lembaganya.


Pengalaman beragam jenis entitas masyarakat mulai “konsumen”, klien, wartawan , LSM/NGO, Dunia Usaha Industri, instansi sejenis lintas sektoral dsb. Hal ini  semestinya merupakan kesempatan untuk mengasah knowledge dibidang kehumasan. Oleh karena itu perlunya passion bagi professional PR, sehingga semakin optimal dalam menjalani profesi.
Kreatifitas merupakan kompetensi wajib yang harus dimiliki bagi seorang professional PR, agar tumbuh kreatifitas seorang pejabat kehumasan harus selalu knowledge-up date sehingga lebih mudah untuk menyusun program program yang menjadi solusi bagi kepentingan pembangunan citra lembaga. Seorang pejabat humas harus berani keluar dari rutinitas dan zona nyaman dengan menggunakan kemampuan think out the box.
Optimis merupakan kata kunci berikutnya agar peran humas dapat menciptakan setiap “project” yang dikembangkan menjadi sebuah peluang  istimewa dalam program ‘marketing communication’, dengan demikian setiap aktivitas kehumasan adalah investasi masadepan (long term investment),
Pada akhirnya “departemen” kehumasan  sebuah lembaga harus menjalankan fungsi sosialisasi, informasi dan edukasi khalayak sasarannya serta terus selalu membangu hunbungan yang harmonis dengan media massa (media relation) sebagai saluran komunikasi, program program kegiatan luar ruang seperti pameran, aktivitas kegiatan yang mendatangkan massa   adalah momen yang harus diperhitungkan untuk lebih mendekatkan lembaga dan program pada khalayak sasaran. Disamping tentunya terus memiliki pandangan jauh kedepan tentang apa dan bagaimana lembaga tersebut ingin berkembang di masa depan.  (bersambung)


0 komentar:

Posting Komentar