Minggu, 29 November 2015

Insipirasi Kepemimpinan Berkarakter ala Rosulullah. “Resep Sukses Hadapi Krisis”.


Rosulullah Bersabda: “ Hendaklah kamu sekalian menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah perbuatan mungkar. Jika engkau saksikan kekikiran ditaati , hawa nafsu diikuti, harta dunia dikejar dan tiap tiap orang membanggakan pikirannya, sedangkan kamu tidak melihat kekuatan pada dirimu melawannya, hendaklah kamu mengurus dirimu sendiri, karena di belakang kamu nanti akan muncul masa masa kepahitan. Orang sabar pada saat  menghadapi kepahitan itu ibarat menggenggam bara api. Orang yang mengamalkan Islam pada itu mendapat pahala sama dengan  50 orang (sahabat) yang mengamalkan seperti itu”. (HR. Ibnu Majah, Hadis no 4014).  Hadis ini saya cuplik sebagai penutup acara siraman rohani untuk karyawan dan staff perusahan eletronik.


 “Sejak kecil Saya diwanti wanti ayah untuk  menjunjung tinggi arti tanggung jawab, rasa hormat, amanah, kejujuran , kepedulian dan tentu saja rasa cinta pada perusahaan ini, persis seperti kepemimpinan Rosulullah yang pernah saya baca dari beberapa buku tentang sejarah Nabi. Mungkin dari sinilah saya kemudian mendapatkan promosi sebagai pimpinan di kota ini” . Demikian kata ibu dari satu orang anak yang mempunyai wajah oriental ini selaku head office dari perusahaan  brand elektronik kepada saya.
Yang menarik dari penuturan beliau adalah, “Dalam hidup ini tidak perlu terlalu mimpi muluk, saya diajari oleh ayah untuk tetap mempertahankan intergritas dari nilai nilai hidup yang yang saya sebutkan tadi seburuk apapun kondisinya. Oleh karena itu beberapa kali dunia industri terkena dampak krisis yang tentu saja juga menimpa perusahaan saya. Saya tetap memiliki keyakinan bahwa badai akan berlalu jika dapat “istiqomah” dalam memegang nilai nilai hidup tadi , kank .  Hal ini saya yakinkan kepada seluruh staff, bahwa mereka tidak boleh takut menghadapi kesulitan..! “
Inilah mungkin salah satu dari penerapan dari hadis yang saya bacakan tadi,” orang yang sabar pada saat kepahitan itu menggenggam bara api” .
“Saya yakin percaya “badai pasti berlalu” saja tidak cukup, bu , tentu dibutuhkan upaya upaya kongkrit bu..?”. Tanya saya
“Betul kank , sebuah pertanyaan cerdas... Kami sepakat pada saat krisis melanda negeri ini yang berdampak pada bisnis kami.Kami berupaya tidak kehilangan jati diri, kami berupaya untuk tetap fokus menjalankan roda bisnis sesuai visi atau arah yang telah ditetapkan oleh para pelopor perusahaan ini, kami tetap menjaga reputasi mutu layanan baik saat proses penjualan sampai pada layanan purna jual karena image perusahaan kami sudah baik dan tentu saja suasana kerja kekeluargaan yang sudah terbina dan terbiasa menjadi bagian hidup dari perusahaan tidak boleh hilang, justru saat krisis inilah emotional attachment semakin menguat”.
Jika saya tidak salah tindakan ini merupakan wujud dari , “hendaklah kamu mengurus dirimu sendiri, karena di belakang kamu nanti akan muncul masa masa kepahitan”.
Lantas upaya apa saja selama menanti krisis berlalu..?”
Seluruh karyawan kami dorong untuk tetap bekerja keras, kreatif dan memberikan yang terbaik dari yang mereka bisa untuk bidang /unit kerja masing masing minimal sesuai SOP yang telah disepakati sebagai bukti komitmen profesionalitas. Kami programkan beragam diklat internal kkhususnya  kepada staff dan karyawan untuk meningkatkan motivasi kerja dengan mendatangkan teman teman dari pusat, khususnya para senior manajer untuk menjadi mentor, coach dan motivator sekaligus menghemat biaya karena memang kewajiban produsen dan kantor pusat untuk melakukan pembinaan khususnya pada saat krisis”.
Apa saja materinya, bu..?”
Dari senior Manajer HRD dan Manajer Produksi memberikan materi penguatan produk baik produk yang sudah beredar dipasaran maupun  “new product development”. Marketing Manajer memberikan materi tentang semangat pelayanan dan berbagai alternatif pelayanan, semantara direktour utama mendorong setiap karyawan untuk mempertahankan passion for people agar mereka memiliki interpersonal skill yang lebih baik.” 
“Hendaklah kamu sekalian menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah perbuatan mungkar”. Adalah kata yang tepat dari modul pelatihan yang telah dilaksanakan dengan mendatangkan pemateri dari internal perusahaan untuk penghematan biaya.

Tanpa terasa saya sudah berdiskusi lebih dari satu jam dengan beliau, tapi benar benar satu jam yang lebih bermakna.  Saya melanjutkan perjalanan ke Surabaya  untuk acara inhouse training berikutnya.  

0 komentar:

Posting Komentar