Rosulullah Bersabda: “ Hendaklah kamu sekalian menyuruh berbuat
ma’ruf dan mencegah perbuatan mungkar. Jika engkau saksikan kekikiran ditaati ,
hawa nafsu diikuti, harta dunia dikejar dan tiap tiap orang membanggakan
pikirannya, sedangkan kamu tidak melihat kekuatan pada dirimu melawannya,
hendaklah kamu mengurus dirimu sendiri, karena di belakang kamu nanti akan
muncul masa masa kepahitan. Orang sabar pada saat menghadapi kepahitan itu ibarat menggenggam
bara api. Orang yang mengamalkan Islam pada itu mendapat pahala sama
dengan 50 orang (sahabat) yang
mengamalkan seperti itu”. (HR. Ibnu Majah, Hadis no 4014). Hadis ini saya cuplik sebagai penutup acara
siraman rohani untuk karyawan dan staff perusahan eletronik.
“Sejak
kecil Saya diwanti wanti ayah untuk
menjunjung tinggi arti tanggung jawab, rasa hormat, amanah, kejujuran ,
kepedulian dan tentu saja rasa cinta pada perusahaan ini, persis seperti
kepemimpinan Rosulullah yang pernah saya baca dari beberapa buku tentang
sejarah Nabi. Mungkin dari sinilah saya kemudian mendapatkan promosi sebagai
pimpinan di kota ini” . Demikian kata ibu dari satu orang anak yang
mempunyai wajah oriental ini selaku head
office dari perusahaan brand
elektronik kepada saya.
Yang menarik dari
penuturan beliau adalah, “Dalam hidup ini
tidak perlu terlalu mimpi muluk, saya diajari oleh ayah untuk tetap
mempertahankan intergritas dari nilai nilai hidup yang yang saya sebutkan tadi
seburuk apapun kondisinya. Oleh karena itu beberapa kali dunia industri terkena
dampak krisis yang tentu saja juga menimpa perusahaan saya. Saya tetap memiliki
keyakinan bahwa badai akan berlalu jika dapat “istiqomah” dalam memegang nilai
nilai hidup tadi , kank . Hal ini saya
yakinkan kepada seluruh staff, bahwa mereka tidak boleh takut menghadapi
kesulitan..! “
Inilah mungkin salah
satu dari penerapan dari hadis yang saya bacakan tadi,” orang yang sabar pada
saat kepahitan itu menggenggam bara api” .
“Saya yakin percaya
“badai pasti berlalu” saja tidak cukup, bu , tentu dibutuhkan upaya upaya
kongkrit bu..?”. Tanya saya
“Betul kank , sebuah
pertanyaan cerdas... Kami sepakat pada saat krisis melanda negeri ini yang
berdampak pada bisnis kami.Kami berupaya tidak kehilangan jati diri, kami
berupaya untuk tetap fokus menjalankan roda bisnis sesuai visi atau arah yang
telah ditetapkan oleh para pelopor perusahaan ini, kami tetap menjaga reputasi
mutu layanan baik saat proses penjualan sampai pada layanan purna jual karena
image perusahaan kami sudah baik dan tentu saja suasana kerja kekeluargaan yang
sudah terbina dan terbiasa menjadi bagian hidup dari perusahaan tidak boleh
hilang, justru saat krisis inilah emotional
attachment semakin menguat”.
Jika saya tidak salah
tindakan ini merupakan wujud dari , “hendaklah
kamu mengurus dirimu sendiri, karena di belakang kamu nanti akan muncul masa
masa kepahitan”.
“Lantas upaya apa saja selama menanti krisis berlalu..?”
“Seluruh karyawan kami dorong untuk tetap bekerja keras, kreatif dan
memberikan yang terbaik dari yang mereka bisa untuk bidang /unit kerja masing
masing minimal sesuai SOP yang telah disepakati sebagai bukti komitmen
profesionalitas. Kami programkan beragam diklat internal kkhususnya kepada staff dan karyawan untuk meningkatkan
motivasi kerja dengan mendatangkan teman teman dari pusat, khususnya para
senior manajer untuk menjadi mentor, coach dan motivator sekaligus menghemat
biaya karena memang kewajiban produsen dan kantor pusat untuk melakukan
pembinaan khususnya pada saat krisis”.
“Apa saja materinya, bu..?”
“Dari senior Manajer HRD dan Manajer Produksi memberikan materi
penguatan produk baik produk yang sudah beredar dipasaran maupun “new product development”. Marketing Manajer
memberikan materi tentang semangat pelayanan dan berbagai alternatif pelayanan,
semantara direktour utama mendorong setiap karyawan untuk mempertahankan
passion for people agar mereka memiliki interpersonal skill yang lebih baik.”
“Hendaklah kamu sekalian menyuruh
berbuat ma’ruf dan mencegah perbuatan mungkar”. Adalah kata yang tepat dari modul
pelatihan yang telah dilaksanakan dengan mendatangkan pemateri dari internal
perusahaan untuk penghematan biaya.
Tanpa terasa saya
sudah berdiskusi lebih dari satu jam dengan beliau, tapi benar benar satu jam
yang lebih bermakna. Saya melanjutkan
perjalanan ke Surabaya untuk acara inhouse training berikutnya.
0 komentar:
Posting Komentar