Devil sebut saja begitu pimpinan unit ‘drop –drop’an
menyadari bahwa kompetensi yang
dimilikinya tidak cukup mumpuni untuk memimpin sebuah unit kerja yang memiliki
anggota yang menyebut para dirinya senior dan merasa sangat pintar pada bidang
pekerjaan masing masing, meskipun kadang kadang kelihatan keminter. Sebab tidak
ada kepintaran mereka yang dapat memberikan kontribusi hasil yang yang optimal
pada organisasi.
Guna memaksa anak buahnya mengerti sekaligus menutupi ketidak mampuan atas
pengetahuan terhadap unit kerja yang dipimpinnya Devil selalu mengatakan, “Bapak Pimpinan sangat senang atas saran saya
kemarin untuk kegiatan kita ....., Atas
petunjuk bapak seluruh karyawan harus begini-begitu.., Maka saudara saudara
dituntut untuk....!”
Tak dapat dipungkiri akhirnya hampir seluruh bawahannya
sering menggosip dan mengolok olok pimpinannya, terlebih dipimpin oleh
provakator yang bernama Mbelgedes , maka gosip , berbagai bahan anekdot olok olok tentang atasan menjadi bahan
diskusi sehari hari ketika atasan sedang tidak berada ditempat, sang atasan
beraninya mengandalkan petunjuk pimpinan puncak (top management) penguasa
boneka, dsb untuk memberikan asosiasi pemimpin yang tak berdaya
Namun tidak disadari bahwa dinding dindinding pun bermata
dan bertelinga, untuk mengcounter berbagai gosip tentang ketidakmampuan
memimpin dan sekaligus ingin menunjukkan need of power nya , maka Devil dengan kewenangannya, seluruh projek, peluang
dan tugas tugas “basah’ diambil alih untuk diserahkan kepada kroninya.
Selanjutnya hanya satu telunjuk
Devil memberikan petunjuk untuk tidak menggunakan Mbelgedes dalam setiap
kegiatan penting terutama projek “basah”
dengan menganut prinsip (ABM-PJM) , siapapun boleh, “Asal Bukan Mbelgedes-Pokoknya
Jangan Mbelgedes ..! “ .
Menyadari bahwa meskipun atasan dianggap tidak berkompeten
namun mempunyai kesaktian yang bisa membuat Mbelgedes menjadi bungkam seribu
bahasa dan tertunduk. Sementara rekan rekan Mbelgedes yang dikenal vokal dan
sok pintar akhirnya menjadi “kadal” – ramai ramai mencari kesempatan agar bisa
menjilat , hanya dikarenakan “The Power of Satu Telunjuk”
atasan.
0 komentar:
Posting Komentar