Kamis, 26 November 2015

Mengenali Penyebab PNS Tidak Bersemangat Kerja dan Solusinya


“Saya berharap kedatangan Kank Hari akan membantu kita untuk segera memperbaiki kinerja para pegawai disini” demikian kalimat pembuka yang disampaikan pejabat eselon dua di  salah satu  SKPD  kabupaten di Jawa Barat. Saya pun tersenyum sambil berpikir semoga saya benar banar dapat memenuhi harapan beliau.

Sebagai materi pembuka workshop  saya sajikan alasan mengapa pegawai itu mengalami demotivasi,saya bersyukur seluruh peserta termasuk Top Manajemen beserta jajarannya tidak beranjak dari tempat duduk mengikuti presentasi saya hingga selesai sampai waktu break untuk lunch. Apa saja penyebab pegawai demotivasi , berikut penjelasannya...?



1. Pegawai tidak respek pada atasan yang dianggap tidak kompeten pada bidang /unit kerja bersangkutan.

 Dari pengalaman saya menjadi konsultan MSDM berbagai instansi dan perusahaan, akan sangat kelihatan dari penampilan dan sikap atasan yang tidak kompeten tersebut untuk tampil lebih percaya diri dihadapan krunya terutama jika berkaitan dengan tupoksi yang harus dijalankan.  Dengan guyonan saya sampaikan, “bisa jadi top manajer SKPD lah yang paling bertanggung jawab persoalan job placement pegawai bersangkutan”.

 Namun saya juga  berikan solusi bahwa cara muda mengenali kinerja pimpinan unit atau bidang adalah dengan mengamati ‘perilaku dari seluruh pegawai unit /bidang tersebut dan peformance tim secara keseluruhan merosot. Jika sudah sangat parah ..! daripada mengganggu kinerja departemen atau SKPD harus segera mengambil langkah untuk memperbaikinya.

2. Pegawai tidak termotivasi lantaran tidak ada kejelasan jenjang karir.

Sangat manusiawi jika pegawai tidak termotivasi untuk menampilkan kinerja terbaiknya dikeranakan security need nya tidak terpenuhi. Sering peserta motivasi dibeberapa SKPD mengatakan secara pribadi kepada saya “kank, percuma kita dimotivasi, setelah bekerja dengan lebih baik ujung ujungnya bukan kita yang dipromosikan baik dalam proyek atau kenaikan jabatan, kami sebenarnya tahu sih alasannya  dengan menggesekkan jari tengah telunjung dan jempolnya sebagai simbol ada sesuatu”.  Sambil tersenyum saya sampaikan, “semoga contoh ini tidak terjadi di SKPD ini ya pak..!”.

Berikan guarantee, pada pegawai bahwa kinerja terbaiknya tidak sis sia, bagi pegawai yang memiliki kualifikasi untuk mendapatkan promisi jabatan mereka harus mengetahui sistem dan prosedur untuk menapaki jenjang jabatan yang tersedia dan kualifikasi apa saja sebagai syarat menduduki jabatan tersebut.

3. Pegawai potensial “disingkirkan”

“Jangan bekerja terlau prestasi dan menonjol , bukan saja bakal tidak dapat apa  apa tapi juga bakal dipromosikirkan ..!” , ungkapan yang sudah jamak dikalangan pegawai aparatur pemerintah alias PNS. Secara sistem memang tidak ada perangkat khusus untuk memberikan apresiasi kepada pegawai yang sangat superior dalam kinerja alias pegawai potensial, apalgi sampai trdeteksi oleh top manajer di SKPD bersangkutan dikarenakan tiap unit ada manajer nya masing masing sehingga pegawai potensial tersbut nyaris tak terdengar dan terlihat oleh top manajer, disamping biasanya ketakutan tak beralasan dari atasan langsung nya akan tersaingi.

 Dengan demikian pegawai lain akan memilih sebagai “safety player”  untuk mempertahankan eksistensi diri. Perlu diupayakan sebuah sistem yang dapat digunakan untuk mengenali pegawai potensial.

4. Tidak mensyukuri profesi yang digeluti

Kebanyakan dari pegawai yang terekrut bukan karena kebutuhan atau analisa beban kerja,  akan memiliki prinsip yang penting absen dan yang penting tetap mendapat gaji bulanan, sehingga kurang menghayati peran  profesi atau jabatan yang dijalani.  Akibatnya mereka pun tidak merasa bersalah mekipun hadir kerja tanpa menghasilkan sesuatu.

Untuk mengatasi hal tersebut, kepala unit kerja bersangkutan harus dapat memainkan peran sebagai mentor dan coach dari pegawai bersangkutan  harus dimulai  dari berbicara dengan setiap pegawai bersangkutan untuk menjelaskan kepada mereka arti dari pekerjaan yang dijalaninya.

Dengan kata lain pimpinan unit kerja bersangkutan harus dapat membangkitkan rasa bermakna dan berharga terhadap profesi yang dijalani pegawai bersangkutan untuk memberikan kinerja terbainya.

Dikarenakan keterbatasan  “ruang” yang tersedia ada baiknya anda ikuti saja seminar saya saja..!

0 komentar:

Posting Komentar