Minggu, 23 November 2014

Kinerja ASN : Peran Kendali Atasan


  Ketidak pastian aturan main hanya akan membuat staf kehilangan motivasi , Bagaimanapun juga staff butuh kepastian dari “kebijakan” atasan ,bagaimana pendapat kank hari..?

Kebijakan  (wisdom) atasan merupakan kejelasan atauran main dalam pengelolaan dan pengendalian manajemen,melalui atauran main ini semestinya standar kinerja yang telah ditetapkan dalam SKP dapat dimonitor secara berkesinambungan, mekanisme yang dikembangkan adalah dengan mengawasi aktivitas kegiatan sesuai dengan target yang telah ditentukan dan tidak menutup kemungkinan dilakukan koreksi jika dianggap perlu. Oleh karena itu atasan perlu mengawal antara hasil yang bersifat kongkrit sesuai ketentuan jumlah beban kerja, mutu dan satuan waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian pekerjaan  dengan pekerjaan rutin yang tidak jelas aturan mainnya.


Dalam penetuan standar kinerja pegawai semestinya  disesuaikan dengan sifat ,beban dan tujuan dari pekerjaan itu sendiri. Oleh karena itu ukurannya harus tepat dimana pedoman penyusunan standar kinerja pegawai (SKP) merupakan aktivitas actual yang sudah dilaksanakan diwujudkan dalam numeric,berdasr mutu,volume (kuantitas) dan waktu penyelesaian.  

Oleh karena itu atasan perlu menetapkan batas kendali atas SKP yang ditetapkan  batas kendali yang dimaksud adalah rentang variasi yang masih bisa ditoleransi dalam setiap kegiatan ambil contoh jika beban pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu satu minggu sebanyak 50 berkas dengan mutu pekerjaan telah terverifikasi ,maka rentang variasi adalah 80 % ,jika pencapaian actual dibawah 80 %  semestinya menjadi sinyal bagi atasan untuk melihat adanya masalah serius dalam penyelesaian tugas. Meningat ASN merupakan  aparatur pelayanan publik

Dalam tindakan koreksi  dapat diwujudkan melalui data kedisiplinan  dalam menjalankan tugas  seperti jumlah absensi, apel pagi, kartu  laporan pencapaian hasil kerja ,laporan inspeksi dan data aktivitas keseharian. Pengamatan langsung atasan,laporan atasan langsung (supervisor),pengaduan tertulis dapat dijadikan bahan untuk menganalisa penyimpangan yang melibihi  rentang batas kendali.

Peran supervisi atasan kepada bawahan  dapat dilakukan dengan berkeliling kantor merupakan salah satu cara mengamati secara langsung perilaku pegawai,walaupun kadang perilaku ini dianggap atasan yang tidak mempercayai bawahan namun pengamatan langsung ini memiliki dampak psikologis yang kuat bagi karyawan/pegawai model pengawasan langsung ini dikenal dengan Management by Walking Around (MBWA) .

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam sistem informasi dan komunikasi perkantoran dapat memberikan akses langsung kepada atasan secara real time baik menggunakan LAN maupun berbasis internet (online) guna menyampaikan laporan langsung melalui jaringan mampun email.. Kemampuan pegawai dalam memanfaatkan dan mendayagunakan komputer menjadi  keharusan bagi setiap pegawai . Demikian juga atasan harus memonitor perangkat gadgetnya guna kepentingan dan kelangsungan pembinaan staff nya.


0 komentar:

Posting Komentar