Rabu, 22 Mei 2013

Tanda kiamat Sudah Dekat: Perilaku “Kafir” dalam Berorganisasi

Kadang tanpa kita sadari  sebutan ciri perilaku kafir justru menempel pada diri kita yang merasa dan mengaku sebagai orang beriman  ,justru pada saat kita menjalankan profesi ,apa saja cirinya:









 dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu Dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya (1042) Qs An Nur :39

[1042] Orang-orang kafir, karena amal-amal mereka tidak didasarkan atas iman, tidaklah mendapatkan Balasan dari Tuhan di akhirat walaupun di dunia mereka mengira akan mendapatkan Balasan atas amalan mereka itu.


1.       Rezeki yang didapat dengan cara buruk ,kotor dan dzalim. Seperti mengambil hak orang ,menghisap keringat pegawai /rakyat  dan berbuat aniaya kepada orang lain termasuk menimbun  atau menentukan kebijakan sehingga  orang lain menjadi susah dalam mendapatkan barang  .

2.       Menunda melaksanakan perintah Allah hanya demi kepentingan pribadi. Contoh: perintah adil dalam menimbang  bukan hanya persoalan menimbang barang dagangan ,tapi biasanya para “penguasa” sangat tidak “fair “ saat mempertimbangkan gaji pegawai  ,misal ;untuk jumlah yang diterimanya  selaku atasan diupayakan diterima sebanyak mungkin  tapi giliran untuk pegawainya diberikan seminim mungkin. Mungkin atasan ini merasa bisa “berkuasa’ untuk pegawainya tapi mereka lupa pada yang Maha Kuasa untuk menagihnya. Demikian juga bagi penentu kebijakan...

3.       Menyakiti hati pegawai hanya semata mata mengejar keuntungan pribadi . Contoh sudah jelas berapa hak pendapatan yang semestinya diterima pegawai ,namun pegawai bersangkutan  hanya ke bagian tanda tangan dan secuil uang yang tak semestinya diterima dengan alasan yang tak jelas. Satu hal yang dilupakan atasan bersangkutan bahwa muara dari jabatannya pensiun dan gelar tertingginya adalah almarhum lengkap dengan catatan buruk perlakuannya yang pernah dirasakan pegawainya. 

4.       Mengabaikan citra negatif dirinya yang penting selagi menjabat ,”keruk semua yang bisa dihabiskan” itulah prinsipnya . Jika bisa selamat dari perangkat hukum bukan berarti bakal selamat dari orang yang terdzalimi  minimal dari doa atas kekesalan hatinya ,apalagi dengan perhitungan  Allah .

5.       Walaupun rajin ritual ibadahnya hingga tingkatkan tertinggi namun tetap merendahkan Posisi Allah  karena beranggapan bahwa rizki yang didapatnya adalah hasil upaya sendiri,bukan pemberian Allah. Dengan demikian para pegawai pun makin benci terhadap ajaran  Tuhannya lantaran atasan yang rajin ritual ibadahnya saja berakhlak buruk  sekaligus membenci diri sendiri  lantaran “bernasib buruk sebagai bawahan  yang tak berdaya.

Semoga anda terhindar dari atasan yang seperti ini atau terhindar menjadi atasan seperti ini...
 

0 komentar:

Posting Komentar