Case Study
Salah satu
Contoh adalah Konsep Good Corporate
Governance yang diterapkan di kota
Tangerang ,oleh Bupati Kota Tanggerang H Wahidin beserta jajaran staff nya . Langkah pertama
yang dilakukan adalah memulai dengan mengubah mindset timnya,seluruh pegawai
pemerintah Kota Tangerang ,untuk menjadi
pelayan dan abdi masyarakat yang baik. Yang terpenting seluruh pegawai /aparatur pemerintah harus mampu menjadi agen perubahan (agent Of
change )
“mereka harus jujur
,bertanggung jawab ,membangun hubungan baik dengan warga ,jangan bersifat
koruptif dan jangan menjadikan kekuasaan untuk kepentingan pribadi dan
kelompok.” Ungkap Wahidin.
Langkah kedua adalah
mengukur kinerja seluruh personil secara periodik satu bulan sekali. ,tidak hanya
outpu dan benefit pun menjadi parameter kinerja pegawai . .”reward kami berikan
kepada mereka yang berkinerja bagus ,dengan menaikan tunjangan daerah dan
insentif . Jika tidak mampu melayani
warga dengan baik ,maka mereka akan kami kenakan punishment berupa non job atau
diberhentikan. Seperti penjelasannya.
Sementara itu ,hubungan komunikatif dengan warga dilakukan
melalui program Dialog Warga yang digelar bergilir di setiap kelurahan setiap
minggunya . menurut Wahidin website :www.tangerangkota.go.id dan sms belumlah cukup menampung aspirasi
sekaligus insight warga: “kami harus
bersentuhan langsung lewat program Dialog Warga ,”tidak boleh ada hambatan
psikologis antara kami maupun dengan warga. Tambah Wahidin
Hasilnya sederet prestasi sanngup dipetik . Diantaranya .
BPK menilai kinerja keuangan Kota
Tangerang terbaik ,Tingkat kelulusan
juga terbaik,bahakan dalam tempo singkat kota Tangerang mampu
memperoleh penghargaan bidang lingkungan Adipura dan Langit biru.
Prestasi yang tak kalah membanggakan adalah indeks kepuasan
masyarakat Kota Tangerang tergolong
Tinggi . Wawan,pegawai swasta yang
juga warga kota Tangerang ,mengamini hal
itu.Selain dialog warga setelah sholat Subuh hingga pukul tujuh
Wahidin selaku walikota selalu menggelar
open House dirumahnya . “ketika open house
dirumahnya. RW kami meminta bantuan untuk pembangunan kantor RW . Dan
Bapak walikota membantu kami .ini menunjukan tidak sekedar janji cerita Wawan . (Swa :
no 25 /XXVI? 25 –Nov-8 desember 2010.)
Framework Service Conceptual
Dynamic
Competition in value delivery
In the digital
technology environment which creates borderless economy and free market ,value
will be the most important core concept . Since
competitors and costumer are
operating globally ,companies ,individual and institutions (profit -non profit ) have to delivering better
value to their costumer (prospect ). Why
?. because se are entering the era of choices is one that delivers the best value.. they must also be cognizant
of unexpected changes in the business environment that may create the need for
value change s in the business environment that may create the need for value
change . From the costumer’s point of view ,value must consider both “get” and”
give” factor. Point of paper Hermawan K presented in World Marketing Conference
in Taiwan April 1998.
Implementation Strategic
Pada saat ini
pengertian berprofesi bukan sekedar bekerja ,atau berstatus sebagai
pegawai pada suatu instansi.Pegawai pada saat ini diartikan seorang professional yang mewakili
jenis pelayanan instansinya.Pegawai yang dapat memberikan solusi atas harapan
“konsumen’/pihak yang dilayaninya sekaligus yang betul betul memberikan
kepuasan atas mutu kinerjanya.
Persaingan dalam dunia kerja berbasis kepuasan harapan stake holder ini ,memaksa para pegawai
untuk mulai berpikirn,beradaptasi dan melakukan perubahan untuk berperilaku
professional untuk memberikan pelayanan terbaiknya yang bisa menyelesaikan
persoalan dan memberikan solusi kapada stake
holder nya. . Pendekatan Asal Bapak Senang (ABS) tanpa mutu hasil kerja
yang memadai saat ini sudah tidak ampuh lagi. Pegawai perlu mengubah paradigma
dari sekedar bekerja menjadi memberikan
pelayanan terbaiknya.
Berikut ini adalah prinsip agar anda menjadi “bukan pegawai
biasa.”:
- Tugas baru yang bakal dikembangkan pada instansi anda tak lagi hanya bersifat statis ,dimana masyarakat atau atasan menunggu sleeainya pekerjaan yang anda kerjagakan tanpa deadline waktu,alias pasrah terhadap apapun yang anda hasilkan..Saat ini setiap pegawai harus siap melaksanakan tugas sesuai permintaan masayarakt atasan seseuai waktu yang disepakati sesaui standart opperasional procedure (SOP)
- Proses penilaian kelayakan pelayanan tidak bisa lagi dinilai secara internal oleh pejabat dan staff apapratur bersangkutan namun sudah menngunakan berbagai standar yang diakui /legitimasi nasional &dunia internosional seperti ISO dsb. Namun yang paling penting pengakuan kepuasan dari masyarakat yang dilayani itu sendiri menjadi tolok ukur keberhasilan pelayanan instansi terkait.
- Mutu pelayanan tidak bisa hanya mengandalkan satu bidang saja,melainkan koordinasi dan kerja sama dengan bidang bidang terkait. Sehingga keterandalan,kecepat tanggapan dan jaminan kepasatian atas suatu layanan dapat berjalan optimal.
Setelah mental set pegwai
terbangun bahawa budaya pelayanan prima adalah
ruh kehidupan dalam berprofesi
maka,selanjutnya perlu memperhatikan layanan
pribadi kepada setiap kasus /tindakan yang dilakukan kepada setiap
masyarakat yang dilayani secara individu.. Seorang pegawai harus memutuskan
dengan cermat dan cepat ,bagaimana tindakan yang harus dilakukan untuk memberikan solusi atas persoalan yang
dihadapi masyarakat yang berhubungan dengan tugas yang harus dilakukannya
sesuai SOP. Sehingga masyarakat atau atasan yang dilayani dapat terpuaskan , selalu mengingat dan berkesan atas pelayanan prima yang
diberikan. Bagaimana pun stake holder memlliki peran dominan terutama masyarakat dalam menilai kinerja
pegawai,sekalipun tidak secra langsung berhubungan dengan kenaikan pangkat pegawai
bersangkutan..!.Atasan memberikan dampak pada penilaian loyalitas dan kinerja ,
masyarakat memberikan impact pada kepuasaan atas
standar layanan instansi bersangkutan dan citra instansi.
Menjadi Bukan pegawai biasa adalah pelayanan yang bukan saja
berdasarkan Juklak/juknis/Sop yang lebih mencerminkan standar kelayakan yang
dibuat dari kacamata instansi.Untuk bisa memberikan pelayanan prima kepada
masyarakat,pegawai harus dapat
memberikan pengalaman menyenangkan ,memberikan kemudahan tidak mempersulit
problem ,dan memberikan solusi yang dihadapi masyarakat ynag dilayanainya tanpa melanggar aturan. Idealnya SOP /standar pelayanan/juknis
/juklak harus didesain sesuai pengalaman
yang diharapkan masyarakat selanjutnya
diterapkan sebagai standar tindakan pegawai sehingga bukan saja bekerja sesuai
procedural tetapi benar benar pelayanan prima.
Jika jargon instansi setia melayani masyarakat menjadi peduli pelayanan
masyarakat. .
Kompetisi di masa depan setiap pegawai terutama PNS harus memiliki Fondasi karakter yang kuat
untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat .Paradigma pegawai / PNS sebagai
profesi harus diubah sebagai abdi masyarakat…!
0 komentar:
Posting Komentar