Sabtu, 28 Agustus 2010

Gajiku dari Uang Haram


Gajiku dari Uang Haram



Dedi adalah sarjana akutansi yang baru saja diteima bekerja pada perusahaan cosumer good.menjadi i tenaga pembukuan keuangan. Sebagai seorang trainee atau uji coba kerja selama tiga bulan . ,Suka tidak suka mau tidak mau dia harus sami’na watho’na alias pokoknya sekedar menjalankan tugas sebaik baiknya. Agar dedikasi dan loyalitasnya dapat dijadikan pertimbangan untuk lolos masa uji coba bekerja.

Dedi yatim piatu ,hidup bersama adik nya yang masih sekolah di sebuah MTsn dan seorang nenek yang membesarkan nya sejak dia ditinggal oleh kedua orang tuanya.Dedi di didik denagan nilai nilai religiulitas yang solid. Sehingga personal value Dedi sangat kuat dalam internalisasai nilai nilai tersebut. Nyaris tanpa cela dalam menjalankan perintah dan menjauhkan diri dari larangan Tuhan. Dedi juga dikaruniai otak yang cerdas sehingga sejak SD hingga PT selalu mendapatkan bea siswa.cum laude diraihnya saat S1 nya telah diselesaikannya.


Dalam suatu kesemapatan Dedi bertemu saya dan mengungkapkan kegelisahan hati> karena setelah di sadarinya pekerjaan yang dilakukannya itu banyak melanggar norma yang telah diyakini.Pembukuan ganda , omset semu ,pendanaan fiktif dan biaya biaya siluman lainnya menjadi “makanan” sehari hari.Sebagai seorang yang sangat” alim” yang sangat faham etika moral dan sebagai lulusan terbaik dibidang akuntansi. Tentu saja keadaan yang demkian itu sangat menyiksa hati dan pikirannya.

Saya iseng mencoba menggoda nya .”wah kan enak posisi yang saat ini anda pegang”.

“Enak apanya kank hari ?”Jawabnya

Dia mulai menarik tangan saya untuk menunjukkan bahwa persoalan yang dihadapi sangat serius !!

“ Sesungguhnya pekerjaan yang saya hadapi merusak semua keyakinan yang selama ini saya pegang teguh . Bisnis semacam ini sebenarnya dapat menggrogoti keimanan saya. Percuma saya shalat kalau saya justru pelaku dari .kekejian dan kemunkaran….Saya kadang merasa justru tersiksa….”

“ Kenapa tidak resign…?”

“Itulah kank ,saya pun dimarahi ustadz dan beberapa ulama di kampong saya ,katanya saya tidak yakin kepada Allah selama saya bekerja ditempat ini.Pada saat menceritakan kondisi yang terjadi. Tapi saya juga ragu….!”

“Apa yang kamu ragukan ?”

“ Pertama:Saya bekerja belum genap setahun,. Kedua gaji yang saya terima lumayan besar untuk posisi yang saya terima disbanding perusahaan lain. Ketiga dengan gaji sebesar ini saya bisa membiayai nenek dan sekolah adik. Apalagi saat ini nenek saya butuh biaya besar karena penyakit paru paru .”

“Mengapa tidak berpikir ngelamar ditempat lain…?

“Itulah, saya juga binggung karena sudah puluhan lamaran saya kirim . Tidak ada perusahaan satupun bersedia menerima saya . kalaupun ada gaji dan bidang pekerjaannnya tidak sesuai…?”

Kenapa tidak mengadu kepada Allah?

“ Sudah kank setiap malam saya selalu menagis dihadapanNYA, mungkin karena yang saya makan haram jadi doa saya diabaikan ya Kank…?

Saya pun tersenyum…dan melanjutkan pertanyaan.” Seandainya kamu memaksa keluar dari perusahaan itu resiko apa yang bakal kamu hadapi !”.

“Pasti kacau balau Kank, nenek saya tidak lagi mendapatkan pengobatan yang layak dan adk saya pasti kesulitan beaya sekolah…..saya gak bisa bayangkan Kank !” Sambil menunduk lesu.

Saya menjadi faham bahwa didalam diri orang beriman pasti akan gelisah hatinya jika melakukan pekerjaan yang melanggar “ norma “.

“OK,ketika kamu membuat pembukuan ganda itu apakah sepengetahuan atasan anda ?

“ BUKAN hanya diketahui !! justru menjadi sIstem di perusahaan itu …”jawabnya setengah berteriak.

“Aha ,saya punya jawaban yang pas buat anda…”

Ya , bagaiamana kank ?

“Karena kamu saat ini sedang tidak mempunyai pilihan,maka lakukan saja perintah atasanmu itu… dengan baik…”Lansung kalimat saya dipotong !!

“ Loh Kank….”

“ sebentar, kalimat saya belum selesai. Lakukan perintah atasan mu dengan baik biarkan atasan mu yang menangung dosanya . Namun berupaya dan berdoalah agar secepatnya mendapatkan pekerjaan yang anda inginkan…ingat Tuhan Maha Tahu kondisi yang anda hadapi ini bukan karena keinginan anda..!

Kira kira jika anda sebagai Dedi adakah solusi yang lebih baik ….!

1 komentar:

  1. Kondisi saya mirip Kank tapi mungkin gak separah Mas Dedi ini. Saya juga punya tanggungan orang tua yang keduanya sudah tidak bekerja lagi dan mbakyu saya (kerja SPG gaji kecil) punya anak yang masih kecil ditinggal suaminya (saya juga ikut nanggung keponakan). Di tempat kantor memang saya hanya pegang administrasi tapi administrasi untuk kegiatan kegiatan semu tak bermutu, berkedok meningkatkan progressi IPTEK demi bangsa dan negara (emmmpreeettttt!!!!!!) Sebetulnya saya juga kecewa mengingat dulu saya sholat tahajud dan belajar mati matian supaya bisa lulus CPNS. eeehhh lha dalah jadinya kok kayak gini!!!!!

    BalasHapus