Kamis, 19 Agustus 2010

Buktikan ,bukan Mental “Pegawai”….!


Buktikan ,bukan Mental “Pegawai”….!


“ Berangkatlah baik dalam keadaan ringan (be motivated) maupun merasa berat (demotivation) dan berjihadlah (powerfull effort) dengan harta dan dirimu dijalan Allah. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui…”. QS At –Taubat :41.

Suatu saat saya ditanya tentang kualitas kinerja pegawai negeri di salah satu instansi pemerintah. Maka saya menjawab ayo kita lihat saja….! Perlu di ingat selama belum terwujud ukuran kinerja yang jelas sulit untuk menentukan kualitasnya.Namun secara umum setiap pegawai bisa mengalami penurunan produktifitas dan demotivasi apalagi jika internal competition system tidak terbangun dan kepribadian pegawai itu memang lemah ..!

Inilah beberapa ciri mental “pegawai “:

Pertama,Orang bekerja disebabkan motivasi,hanya saja mental “pegawai” lebih termotivasi oleh factor terpenuhinya berbagai kebutuhannya sendiri dari pada hasrat berprestasi .Kebutuhan itu mulai dari kebutuhan dasar seperti kecukupan gaji dan tunjangan,bahkan tidak jarang mereka harus mempertanyakan nilai rupiah jika mengerjakan sesuatu ,”….ada uangnya nggak untuk pekerjaan ini..?”.Sampai pada kebutuhan akan pengakuan “…jika tidak ada pengaruhnya pada kenaikan pangkat ,mengapa susah susah mengerjakannya bikin repot saja.!”.

Maka pastikan diri anda untuk sanggup memberikan kinerja yang terbaik dari yang anda bisa jika anda memang mengaku professional.

Kedua,Pegawai/karyawan hanya terjebak pada SOP sampai melupakan pelayanan pari purna bagi “costumernya”,serta enggan belajar dari instansi lain yang menuntut pelayanan handal bagi segenap aparatnya.”……yang kita lakukan ini kan sudah benar sesuai dengan ketentuan yang harus kita kerjakan kalau tuntutan masyarakat lebih dari itu memang masyarakatnya yang kebablasan,reformasi tanpa batas ya seperti ini hasilnya…” Padahal makin maju peradaban tututan akan pelayanan tidak statis.

Sebagai seorang professional apakah anda sudah meng up grade diri dengan menambah wawasan tentang “service quality” dari berbagai instansi atau perusahaan ?
Selanjutnya menggunakan nya sebagai upaya meningkatkan kualitas layanan di instansi anda ?


Ketiga,Pelayanan kepada masyarakat sering dilakukan secara umum /massal dan tidak dilakukan secara personal sehingga masyarakat cendrung merasa tidak dilayani secra manusiawi. Simak keluhan masyarakat jika dilayani secara missal”…….kita ini bayar.. diperlakukan seperti ini apa sih maunya mereka apa harus pakai uang pelicin supaya cepet selesai….”

Jika anda tidak suka di perlakukan tidak manusiawi dalam mendapatkan pelayananan jangan pernah perlakukan itu kepada “costumer “ anda . karena bukan saja perlakuan anda masuk dalam bad memory mereka tapi citra instansi anda dipertaruhkan ,apalagi pengaduan lewat berbagai media saat ini, demikian mudahnya..!

.
Sudah siapkah anda menjadi profesional yang bukan cuma "pegawai"?

0 komentar:

Posting Komentar