
dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah
laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang
yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu Dia tidak mendapatinya sesuatu
apapun. dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan
kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat
perhitungan-Nya (1042) Qs An Nur :39
[1042] Orang-orang kafir, karena
amal-amal mereka tidak didasarkan atas iman, tidaklah mendapatkan Balasan dari
Tuhan di akhirat walaupun di dunia mereka mengira akan mendapatkan Balasan atas
amalan mereka itu.
1.
Rezeki yang didapat dengan cara buruk ,kotor dan
dzalim. Seperti mengambil hak orang ,menghisap keringat pegawai /rakyat dan berbuat aniaya kepada orang lain termasuk
menimbun atau menentukan kebijakan sehingga orang lain menjadi susah dalam mendapatkan barang
.
2.
Menunda melaksanakan perintah Allah hanya demi
kepentingan pribadi. Contoh: perintah adil dalam menimbang bukan hanya persoalan menimbang barang
dagangan ,tapi biasanya para “penguasa” sangat tidak “fair “ saat
mempertimbangkan gaji pegawai ,misal ;untuk
jumlah yang diterimanya selaku atasan diupayakan diterima sebanyak mungkin tapi giliran untuk pegawainya diberikan
seminim mungkin. Mungkin atasan ini merasa bisa “berkuasa’ untuk pegawainya
tapi mereka lupa pada yang Maha Kuasa untuk menagihnya. Demikian juga bagi
penentu kebijakan...
3.
Menyakiti hati pegawai hanya semata mata
mengejar keuntungan pribadi . Contoh sudah jelas berapa hak pendapatan yang
semestinya diterima pegawai ,namun pegawai bersangkutan hanya ke bagian tanda tangan dan secuil uang
yang tak semestinya diterima dengan alasan yang tak jelas. Satu hal yang
dilupakan atasan bersangkutan bahwa muara dari jabatannya pensiun dan gelar
tertingginya adalah almarhum lengkap dengan catatan buruk perlakuannya yang
pernah dirasakan pegawainya.
4.
Mengabaikan citra negatif dirinya yang penting
selagi menjabat ,”keruk semua yang bisa dihabiskan” itulah prinsipnya . Jika
bisa selamat dari perangkat hukum bukan berarti bakal selamat dari orang yang
terdzalimi minimal dari doa atas kekesalan
hatinya ,apalagi dengan perhitungan Allah .
5.
Walaupun rajin ritual ibadahnya hingga
tingkatkan tertinggi namun tetap merendahkan Posisi Allah karena beranggapan bahwa rizki yang didapatnya
adalah hasil upaya sendiri,bukan pemberian Allah. Dengan demikian para pegawai pun
makin benci terhadap ajaran Tuhannya
lantaran atasan yang rajin ritual ibadahnya saja berakhlak buruk sekaligus membenci diri sendiri lantaran “bernasib buruk sebagai bawahan yang tak berdaya.
Semoga anda terhindar dari atasan yang seperti
ini atau terhindar menjadi atasan seperti ini...
0 komentar:
Posting Komentar